Kebotakan pada usia 40-an yang dialami kaum pria sering dianggap kerontokan rambut biasa. Namun, kebotakan di usia dini perlu diwaspadai. Karena, menurut suatu penelitan awal, kondisi ini bisa jadi merupakan gejala penyakitAmyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) atau juga dikenal sebagai Lou Gehrig.
ALS adalah penyakit langka yang menyerang sel saraf di otak dan tulang belakang yang berperan mengontrol pergerakan otot. Penyakit ini ditandai rasa lemah dan sakit pada otot. Saat makin parah, pasien mengalami masalah pergerakan dan tidak mampu bernafas.
Peneliti menyatakan, penemuan ini harus diinterpretasikan secara hati-hati hingga hubungan antara kebotakan dan ALS benar-benar dikonfirmasi oleh penelitian lanjutan di masa depan.
ALS adalah penyakit langka yang menyerang sel saraf di otak dan tulang belakang yang berperan mengontrol pergerakan otot. Penyakit ini ditandai rasa lemah dan sakit pada otot. Saat makin parah, pasien mengalami masalah pergerakan dan tidak mampu bernafas.
Peneliti menyatakan, penemuan ini harus diinterpretasikan secara hati-hati hingga hubungan antara kebotakan dan ALS benar-benar dikonfirmasi oleh penelitian lanjutan di masa depan.
"Tidak berarti orang yang mengalami kebotakan dini harus khawatir," kata peneliti Elinor Fondell, dari Harvard School of Public Health. Hubungan ini mungkin juga tidak benar, karena ada beberapa orang dengan ALS tidak mengalami kebotakan dini.
Pada riset ini, para ahli melibatkan lebih dari 50 ribu pria berusia 46 sampai 81 tahun. Responden ditanya tentang pola garis/tata rambutnya saat berusia 45 tahun, dan memilih seri gambar yang sesuai kondisi rambut mereka mulai dari rambut tanpa kebotakan, rambut dengan kebotakan ringan hingga kebotakan parah.
Hasil survei menunjukkan, hampir 44 persen melaporkan tidak menderita kebotakan. Sementara sekitar 42 persen mengalami kebotakan sedang, sedangkan 14 persen menderita kebotakan parah pada usia 45 tahun.
Sekitar 16 tahun kemudian, 11 dari 5.500 pria yang melaporkan kebotakan parah terdiagnosa menderita ALS. Sedangkan 13 dari 17.500 pria yang tidak mengalami kebotakan mengalami penyakit ALS.
Peneliti menghitung, pria yang mengalami kebotakan dini parah berisiko tiga kali lebih besar menderita ALS. Hal serupa dialami pria dengan kebotakan sedang, yang berpeluang 50 persen lebih tinggi mengalami ALS. Hasil analisa juga menunjukkan, peningkatan level kebotakan pada usia 45 tahun berbanding lurus dengan risiko ALS.
Untuk sementara, peneliti menyimpulkan kedekatan gen ALS dan kebotakan dini sebagai penyebabnya. Dalam riset ini peneliti mengidentifikasi variasi gen kebotakan dini, yang berada dekat dengan gen ALS, Kedekatan inilah yang mungkin mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Asosiasi ALS, ada sekitar 5.600 orang di Amerika Serikat menderita penyakit ini setiap tahunnya. Dibandingkan wanita, pria berisiko lebih tinggi mengalaminya. Setengah dari orang yang terkena ALS mampu bertahan hidup 3 tahun setelah diagnosis. Namun kurang dari 10 persen yang bertahan lebih dari 10 tahun usai diagnosis.
"Kami hanya mengetahui sedikit saja mengenai penyebab ALS. Bila ditemukan hubungan antara kebotakan dini dan ALS kemudian dilanjutkan sampai tahap molekuler, maka kita bisa menemukan obat baru untuk penyakit ini," kata Fondell.
Pada riset ini, para ahli melibatkan lebih dari 50 ribu pria berusia 46 sampai 81 tahun. Responden ditanya tentang pola garis/tata rambutnya saat berusia 45 tahun, dan memilih seri gambar yang sesuai kondisi rambut mereka mulai dari rambut tanpa kebotakan, rambut dengan kebotakan ringan hingga kebotakan parah.
Hasil survei menunjukkan, hampir 44 persen melaporkan tidak menderita kebotakan. Sementara sekitar 42 persen mengalami kebotakan sedang, sedangkan 14 persen menderita kebotakan parah pada usia 45 tahun.
Sekitar 16 tahun kemudian, 11 dari 5.500 pria yang melaporkan kebotakan parah terdiagnosa menderita ALS. Sedangkan 13 dari 17.500 pria yang tidak mengalami kebotakan mengalami penyakit ALS.
Peneliti menghitung, pria yang mengalami kebotakan dini parah berisiko tiga kali lebih besar menderita ALS. Hal serupa dialami pria dengan kebotakan sedang, yang berpeluang 50 persen lebih tinggi mengalami ALS. Hasil analisa juga menunjukkan, peningkatan level kebotakan pada usia 45 tahun berbanding lurus dengan risiko ALS.
Untuk sementara, peneliti menyimpulkan kedekatan gen ALS dan kebotakan dini sebagai penyebabnya. Dalam riset ini peneliti mengidentifikasi variasi gen kebotakan dini, yang berada dekat dengan gen ALS, Kedekatan inilah yang mungkin mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Asosiasi ALS, ada sekitar 5.600 orang di Amerika Serikat menderita penyakit ini setiap tahunnya. Dibandingkan wanita, pria berisiko lebih tinggi mengalaminya. Setengah dari orang yang terkena ALS mampu bertahan hidup 3 tahun setelah diagnosis. Namun kurang dari 10 persen yang bertahan lebih dari 10 tahun usai diagnosis.
"Kami hanya mengetahui sedikit saja mengenai penyebab ALS. Bila ditemukan hubungan antara kebotakan dini dan ALS kemudian dilanjutkan sampai tahap molekuler, maka kita bisa menemukan obat baru untuk penyakit ini," kata Fondell.
0 komentar:
Posting Komentar